TUGAS
KELOMPOK 1
PENGANTAR
BAHAN INDUSTRI PANGAN
MINYAK
ATSIRI
PRODI
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikanmakalah mata
kuliah “PENGETAHUAN BAHAN INDUSTRI PANGAN “ Kemudian shalawat beserta salam
kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah PENGETAHUAN BAHAN INDUSTRI PANGAN.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah PBIP dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis
menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar,18 November 2013
Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang ....................................................................................................
B.
Tujuan
.................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
Sejarah
minyak asiri di indonesia.........................................................................
1.2
Sumber
minyak atsiri ..........................................................................................
1.3
Ciri
khas minyak atsiri ........................................................................................
1.4
Sifat
fisiko kimia..................................................................................................
1.5
Sifat
kimia ..........................................................................................................
1.6
Contoh
minyak atsiri ...........................................................................................
1.7
Faktor
yang mempengaruhi mutu & standar ......................................................
1.8
Manfaat
minyak asiri...........................................................................................
1.9
Cara
pengolahan minyak atsiri.............................................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
.........................................................................................................
B.
Saran
...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Hampir
seluruh tanaman enghasil minyak atsiri yang saat ini tumbuh di wilayah
Indonesia sudah dikenal oleh sebagian masyarakat. Bahan beberapa jenis tanaman
minyak atsiri menjadi bahan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Minyak
atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang,
kulit, daun, bunga, buah, atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol antara
lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai
dengan aroma tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut dalam pelarut organic.
Banyak
istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri. Misalnya dalam bahasa
inggris disebut assential oils, ethereal
oils dan volatile oils. Dalam bahasa Indonesia ada menyebutnya minyak terbang, bahkan ada pula yang menyebut minyak kabur. Mengapa dikatakan demikian ? tidak lain karena minyak
asiri mudah mengup apabila dibiarkan begitu dalam keadaan terbuka. Dari sekitar
70 jenis minyak atsiri yang selama ini di perdagangkan di pasar dunia, ternyata
diantaranya dapat di produksi oleh Indonesia. Namun kenyataanya, sampai dengan
tahun 1993 barulah tercatat sekitar 14 jenis minyak asiri produksi Indonesia
yang cukup nyata peranannya sebagai komoditas ekspor. Hal ini tentunya
merupakan tantangan karena potensi Indonesia untuk mngembangkan minyak asiri
sebenarnya luar biasa. Peluang pemasaran
minyak asiri juga tidak hanya terbuka untuk pasar luar negeri, melainkan sangat
dibutuhkan didalam negeri.
Didalam
perdagangan internasional, masing-masing minyak asiri memiliki nama dagang
tersendiri. Hal ini bergantung pada jenis tanaman yang menghasilkannya.
Misalnya, minyak asiri yang berasal dari tanaman alpukat bernama dagang avocado oil, minyak jahe (ginger oil), minyak akar wangi (vetiver oil), minyak cengkeh (clove
oil), minyak adas (fennel oil ), dan
sebagainya.
Kegunaan
minyak asiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang
industry. Banyak contoh kegunaan minyak asiri, antara lain dalam industry
kosmetik ( sabun, pasta gigi, sampo, losion ). Dalam industry makanan digunakan
sebagai bahan penyedap atau penambah cita rasa, dalam industry parfum sebagai
pewangi dalam berbagai produk minyak wangi, dalam industry farmasi atau
obat-obatan ( anti nyeri, antiinfeksi,pembunuh bakteri ) dalam industry bahan
pengawet, bahkan digunakan pula sebagai insektisida. Oleh karena itu, tidak
heran jika minyak asiri banyak di buru
berbagai Negara.
B. Tujuan
·
Menentukan Sumber minyak atsiri
·
Mengetahui Sifat-sifat khas minyak
atsiri
·
Mengetahui Faktor yang mempengaruhi mutu
& standar
·
Mengetahi Cara pengolahan minyak atsiri
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1 Sejarah minyak asiri diindonesia
Industri pengolahan minyak asiri di
Indonesia sebenarnya telah mulai didirikan sejak jaman penjajahan. Akan tetapi,
perkembangannya sampai sekarang belum banyak mengalami perubahan di bandingkan
beberapa Negara lain yang relative muda usianya dalam hal usaha minyak asiri
tampak masih tetap menerapkan cara tradisional sehingga keadaan tersebut
berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas produksi minyak yang dihasilkan.
Terlambatnya perkembangan minyak
asiri tidak hanya dialami oleh industry pengolahannya, tetapi juga terhadap
pertambahan komoditasnya.sebelum mas perang dunia II, dilaporkan bahwa
Indonesia telah memiliki enam jenis minyak asiri yang dikenal di pasaran dunia.
Kemudian pada tahun 1970 baru bertambah menjadi delapan jenis. Hingga tahun
1993, jumlah minyak asiri Indonesia yang berhasil memasuki pasaran dunia hanya
14 jenis.
Fakta juga membuktikan, bahkan
volume serta nilai ekspo minyak asiri Indonesia senantiasa berfluktuasi dari
tahun ke tahun. Padahal volume ekspor dan voume import minyak asiri dunia
menunjukkan trend yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja
merupakan tantangan yang sangat besar bagi pembangunan minyak asiri Indonesia.
Segala macam upaya harus ditempuh agar pada masa mendatang Indonesia mampu
tampil sebagai Negara pengekspor minak asiri dengan volume dan nilai yang terus
meningkat nyata.
Seandainya Indonesia mampu menyadari
perkembangan yang terjadi serta berusaha keras memanfaatkan seluruh potensi
yang dimiliki, sesungguhnya minyak asiri mempunyai arti penting dalam proses
pembangunan. Minyak asiri produksi dalam negeri selain dapat menjadi komoditas
ekspor juga akan menjamin terpenuhinya kebutuhan berbagai industry yang
memerlukannya di dalam negeri. Pengembangan minyak asiri akan memberikan andil
yang cukup besar terhadap peningkatan ekspor nonmigas sekaligus menekan impor.
Kata “terisolasi” mungkin merupakan
istilah yang cocok di berikan kepada industry minyak asiri di Indonesia dewasa
ini. Alasannya, posisi hasil pertanian yang merupakan salah satu komoditas
ekspor nonmigas tersebut tampak kurang menonjol di pasaran dunia.
1.2 Pengertian dan Sumber minyak atsiri
Ø Pengertian:
Minyak atsiri atau yang dikenal sebagai minyak eteris(aetheric
oil), minyak esensial, minyak terbang serta minyak aromatik adalah kelompok
besar minyak nabati atau berasal dari tumbuh-tumbuhan yang merupakan
bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami dan
mempunyai aroma khas. Dalam perdagangan minyak atsiri dikenal sebagai bibit
minyak wangi.
Ø Sumber
minyak asiri
Minyak
atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah,
biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome. Berbagai macam tanaman yang
dibudidayakan atau tumbuh dengan sendirinya di berbagai daerah di Indonesia
memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi minyak atsiri, baik yang
unggulan maupun potensial untuk dikembangkan. Khususnya di Indonesia telah
dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian
dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara
komersil.
Ø Berikut adalah daftar tanaman atsiri
penghasil minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia
1. Akar : Akar Wangi, Kemuning
2. Daun : NIlam, Cengkeh, Sereh Lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih,
1. Akar : Akar Wangi, Kemuning
2. Daun : NIlam, Cengkeh, Sereh Lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih,
Gandapura,
Jeruk Purut, Karmiem, Krangean,
Kemuning, Kenikir, Kunyit,
Selasih, Kemangi.
3. Biji : Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga,
Klausena, Kasturi, Kosambi.
4. Buah : Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis,
Ketumbar.
5. Bunga : Cengkeh, Kenanga, Ylang-Ylang, Melati, Sedap Malam, Cempaka
5. Bunga : Cengkeh, Kenanga, Ylang-Ylang, Melati, Sedap Malam, Cempaka
Kuning, Daun
Seribu, Gandasuli Kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
6. Kulit Kayu : Kayu Manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan,
Sintok
7. Ranting : Cemara Gimbul, Cemara Kipas
8. Rimpang : Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas, Lempuyang
7. Ranting : Cemara Gimbul, Cemara Kipas
8. Rimpang : Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas, Lempuyang
Sari, Temu Hitam,
Temulawak, Temu Putri.
9. Seluruh bagian : Akar Kucing, Bandaton, Inggu, Salasih, Sudamala, Trawas.
9. Seluruh bagian : Akar Kucing, Bandaton, Inggu, Salasih, Sudamala, Trawas.
Ø Selain itu dikenal pula beberapa
minyak atau berbentuk salep yang merupakan kombinasi antara beberapa jenis
minyak atsiri. Contohnya :
1. Minyak Telon
2. Minyak Tawon
3. Minyak Angin
1. Minyak Telon
2. Minyak Tawon
3. Minyak Angin
Ø Sumber minyak atsiri
Tanaman penghasil minyak atsiri
diperkirakan berjumlah 150 – 200 spesies tanaman yang termasuk famili Pinaceae, Labiateae,
Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri
dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji,
batang atau kulit dan akar atau rhizome.
Berikut
merupakan minyak atsiri yang berasal dari daun tanaman
Nama Minyak
|
Tanaman Penghasil
|
Negara Asal
|
Citronela (Sereh)
|
Cymboopogo Nardus R
|
Ceylon
|
Patchouly (Nilam)
|
Pogostemon cablin
benth
|
Malaysia
|
Cajuput (kayu putih)
|
Melaleuca Leudendron
L
|
Indonesia
|
Bay
|
Pimenta Ocris
|
Dominika
|
Cassia
|
Cinnampmum Cassia L.
|
China
|
Cedar Leaf
|
Thuya accidentalis
|
Vermont
|
Eucalyptus
|
Eucalyptus sp.
|
Australia, Uruguay
|
Lemon grass
|
Cymbopogan Citratus
|
Madagaskar, Guatemala
|
Cherry laurel
|
Prunus laurocerasus
L.
|
Prancis
|
Berikut
merupakan minyak atsiri yang berasal dari bunga tanaman
Nama Minyak
|
Tanaman Penghasil
|
Negara Asal
|
Cananga (kenanga)
|
Canana odorata Hook
|
Indonesia
|
Champaka (cempaka)
|
Michelia campaca L.
|
Madagaskar, Filipina
|
Clove (Cengkeh)
|
Caryophillus
aromaticus L.
|
Zanzibar, Madagaskar,
Indonesia
|
Basil
|
Ocimum basilieum
|
Madagaskar
|
Chamoomile
|
Matricaria chamomile
L.
|
Jerman, Hongaria
|
Lavandin
|
Lavandula vera D.C
|
Perancis
|
Lavender
|
Lavandula Officinalis
Chaix
|
Perancis, Rusia
|
Marjoram
|
Origanum majorana L.
|
Perancis, Afrika
|
Rose (Mawar)
|
Rose alba L.
|
Bulgaria, Turki
|
Rosemary
|
Rosmarinus
Officinalis L.
|
Tunisia
|
Sage
|
Salvia Scalera L.
|
Rusia, Perancis
|
Berikut
merupakan minyak atsiri yang berasal dari biji tanaman
Nama Minyak
|
Tanaman Penghasil
|
Negara Asal
|
Caraway
|
Carum Carvi
|
Belanda, Rusia
|
Cardamom
|
Elettaria Cardamomum
|
India
|
Carrot Seed (Wortel)
|
Daucus Carota L.
|
Amerika, Eropa
|
Celery seed (Seledri)
|
Apium Graveolen L.
|
Inggris, India
|
Croton
|
Croton Triglium L.
|
India, Ceylon
|
Cumin
|
Cuminum Cyminum L.
|
Maroko, India
|
Drill
|
Antherium Graveolans
|
Eropa Tengah
|
Berikut
merupakan minyak atsiri yang berasal dari kulit buah atau buah tanaman
Nama Minyak
|
Tanaman Penghasil
|
Negara Asal
|
Juniper
|
Juniperus communis
|
Hongaria, California
|
Lemon (Sitrun)
|
Citrus medica L.
|
California
|
Pepper (Lada)
|
Piper nigrum L.
|
Ceylon, Cina,
Madagaskar
|
Pimenta
|
Pimenta officinalic
Lindley
|
Jamaika, Inggris
|
Vanilla (vanili)
|
Vanila Planifolia
|
-
|
Coriander (ketumbar)
|
Carandum Sativum L.
|
Eropa Tengah
|
Anise (Adas)
|
Pimpinella anisum L.
|
Rusia, Eropa
|
Grape fruit
|
Citrus decumana L.
|
Florida, Texas
|
Fennel
|
Foeniculum Vulgare
Mill
|
Eropa Tengah, Rusia
|
1.3
Ciri khas
minyak atsiri
Minyak
atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Susunan senyawa
komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga
memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Minyak atsiri mempunyai rasa
getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya dan
umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.
1.4
Sifat fisik kimia
-
Penampilan
-
Warna
-
Bau
-
Berat jenis
-
Putaran optic
-
Indeks bias
-
Titik beku
-
Bilangan ester
-
Bilangan asam
-
Tingkat kelarutannya dalam alcohol
1.5
Sifat kimia
1. Distilasi
(Penyulingan)
Merupakan suatu proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Ada 2 jenis distilasi yaitu:
Merupakan suatu proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Ada 2 jenis distilasi yaitu:
a. Hidrodestilasi
Adalah
penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling
bercampur, hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan. Proses ini dilakukan
dengan bantuan air maupun uap air. Hidrodestilasi memiliki 3 jenis metode
berdasarkan cara penanganan bahan yang diproses yaitu: destilasi air, destilasi
uap dan air, serta destilasi uap langsung.
b. Fraksinasi
Adalah penyulingan
suatu cairan yang tercampur sempurna hingga hanya membentuk satu lapisan.
Proses ini dilakukan tanpa menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3 jenis
metode yaitu kohobasi, rektifikasi dan destilasi fraksinasi.
2. Ekstraksi Pelarut
Ekstraksi pelarut
terutama cocok untuk bahan-bahan dengan kandungan minyak atsiri yang sangat
rendah, juga untuk bahan yang bersifat thermolabile. Dengan tipe proses seperti
ini senyawa non volatil misalnya waxe dan pigmen ikut terekstraksi.
a. Maserasi
Bahan terutama bunga
direndam dalam minyak panas untuk memecah sel-sel yang mengandung minyak atsiri
kemudian minyak panas akan menyerap minyak atsiri. Minyak yang mengandung
minyak atsiri dipisahkan dari bahan dengan penyaringan atau dekanter.
b. Enfleurasi
(Ekstraksi dengan lemak dingin)
Kaca dalam frame
(disebut chassis) dilapisi dengan lemak binatang/ tumbuhan yang tidak berbau
dan murni. Kemudian bunga segar yang baru dipetik ditempelkan pada lemak lalu
ditutup. Minyak atsiri akan terserap oleh lemak, bunga diganti dengan yang
segar lagi sampai lemak menjadi jenuh dengan minyak atsiri. Setelah jenuh bunga
diambil (defleurage). Campuran lemak dan minyak atsiri ini disebut Pomade.
Pamade dicuci dengan alkohol hingga minyak atsiri larut dalam alkohol. Dengan
cara distilasi akan diperoleh minyak atsiri. Cara ini sangat mahal dan
memerlukan tenaga yang cukup banyak. Bahan yang diproses dengan cara ini
contohnya tuberose dan jasmine.
c.
Solvent extraction (Pelarut mudah menguap)
Minyak atsiri dapat
diekstraksi memakai hexan, methanol, etanol, petroleum eter, atau benzene.
Benzen sekarang tidak dipakai lagi karena bersifat carcinogenic (bisa
menyebabkan kanker). Minyak atsiri yang diambil dengan cara ini mempunyai aroma
hampir sama denga aslinya. Minyak atsiri banyak yang dipungut dengan cara ini,
akan tetetapi banyak yang tidak mau memakainya untuk aroma terapi karena ada
sisa solvent pada produk akhir minyak atsiri. Solven yang tertinggal 6 – 20%.
Dengan memakai hexan, solven yang tersisa hanya 10 ppm. Hasil akhir cara ini
disebut concrete. Concrete dapat dilarutkan dalam alkohol untuk memisahkan
solvennya. Bila alkohol diuapkan akan dihasilkan absolute. Absolute atau
concrete dapat dipakai untuk perfume tetapi tidak untuk skin care. Contoh
tanaman yang diproses dengan cara ini adalah jasmine, hyacinth, narcissus,
tuberose.
d.
Ekstraksi Hiperkritikal CO2
Cara ini relative baru
dan mahal, tetetapi menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang baik. CO2
menjadi hypercritical pada 330C dan tekanan 200 atm, pada kondisi ini tidak
benar-benar gas atau cair. CO2 pada kondisi ini merupakan solven terbaik karena
suhunya rendah dan waktunya sangat singkat/ instan. CO2 bersifat inert dan
dengan menurunkan tekanan akan segera dapat memisahkan minyak atsiri dari
solvennya. Perlu alat yang mahal, biaya investasi mahal.
1.6 Contoh minyak atsiri
Selain itu, dikenal pula beberapa
"minyak" (atau dalam bentuk salep) yang sebenarnya merupakan
kombinasi antara beberapa minyak atsiri. Contohnya adalah
1.7 Faktor yang mempengaruhi mutu & standa
v Pengadaan
bahan baku
Pengadaan bahan baku merupakan langkah
paling awal yang perlu diperhatikan agar minyak asiri yang di produksi bermutu
tinggi. Adapun permasalahan yang berkaitan dengan pengadaan bahan baku meliputi
pemilihan lokasi untuk tempat pembudidayaan, cara pengolahan lahan, pemakain
vrietas atau kultivar tanaman, pelaksanaan budi daya, dan pemanenan.
v Penanganan
pasca panen
Penanganan pasca panen dari bahan
tanaman yang akan diambil minyak asirinya berkaitan erat dengan mutu dan
rendemen minyak asiri yang dihasilkan. Penanganan pascapanen masing-masing
bsahan tanaman penghasil minyak asiri tidaklah sama.
v Proses
produksi
Sepertinya halnya kesalahan yang
dilakukan dalam pengadaan bahan baku dan penanganan pascapanen,kesalahan
didalam proses produksi atau pengolahan pun akan menimbulkan dmpak negatif
terhadap mutu dan rendemen minyak asiri, kesalahan yang menurunkan mutu serta
rendemen terletak pada kondisi peralatan yang digunakan atau karena factor
lainnya. Sebagai contoh, bahan tanaman yang seharusnya diolah melalui model
penyulingan dengan uap, ternyata di proses melalui penyulingan dengan air, lama
waktu penyulingan yang semestinya berlangsung selam 24 jam ternyata di suling
dalam waktu 18 jam.
v Tata
niaga
Rantai tata niaga sangat berpengaruh terhadap
mutu minyak asiri. Kenyataan membuktikan, selama ini umumnya rantai tata niaga
minyak asiri sangat panjang. Padahal kondisi seperti ini menurunkan mutu
minyak, sedangkan harga menjadi rendah akibat terlalu banyak pihak yang
terlibat didalamnya.
v Bentuk
pengusahaan
Hamper seluruh kegiatan usaha produksi
minyak asiri di Indonesia dalam bentuk industry skala kecil. Industry kecil ini
sesungguhnya mempunyai potensi yang sangat besar dalam proses pembangunan sebab
disamping merupakan jenis usaha bersifat padat karya ( dapat diandalkan sebagai
penyerap tenaga kerja sekaligus sebagai sumber pendapatan bagi mereka yang
terlibat di dalamnya ), juga dapat berperan nyata sebagai penopang kelancaran
dan kemajuan industry skala besar.
1.8 Manfaat minyak dan fungsi minyak
asiri
Minyak
atsiri (minyak eteris/minyak terbang) merupakan minyak yang dihasilkan oleh
tanaman. Memiliki sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi, memiliki rasa getir, berbau wangi sesuai dengan tanaman
penghasilnya, Umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air dan
biasanya diperoleh dari akar, batang, daun, bunga tanaman dengan cara
mengekstraksi.
Berikut
merupakan fungsi dari minyak atsiri :
—
Membantu proses penyerbukan
—
Mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan
—
Sebagai cadangan makanan dalam tanaman
—
Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa dari proses metabolisme dalam
tanaman yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan
adanya air.
— Minyak atsiri disintesa dalam sel glanular
pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin (resin duct), misalnya minyak terpentin dari pohon pinus.
Beberapa
manfaat minyak atsiri adalah :
—
Sebagai flavoring agent dalam bahan pangan atau minuman
—
Antiseptik obat-obatan
—
Pembuatan kosmetik, parfum
—
Sebagai pencampur rokok kretek.
—
Sebagai aroma terapi
— Obat
gosok
— dll
1.9 Cara pengolahan minyak atsiri
sumber
minyak atsiri secara komersil.
Proses
untuk mendapatkan minyak atsiri dikenal dengan cara menyuling atau destilasi
terhadap tanaman penghasil minyak.
Didunia
komersil, metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3
cara, antara lain :
- Penyulingan
dengan sistem rebus (Water Distillation)
- Penyulingan
dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
- Penyulingan
dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)
Penerapan
penggunaan metode tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti jenis
bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi minyak dengan air
panas, dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi produksi dan alasan
nilai ekonomis serta efektifitas produksi.
Berikut
ini akan saya bahas masing-masing metode penyulingan diatas :
v
Penyulingan
dengan sistem rebus (Water Distillation)
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan
bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam
ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari
ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang
merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan
ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan
dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa
digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun
demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem
enfleurasi, bukan destilasi.
Yang
perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless
steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.
v
Penyulingan
dengan air dan uap (Water and Steam Distiasi)
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan
sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan
baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan
diatas air.
Cara
ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup
membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode
kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari
separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan
kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek
komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena
terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses
difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan
lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation).
Metode
penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang
stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.
v
Penyulingan
dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)
Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air
maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling
minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam
boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang
berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor.
Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan
separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa
dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses
pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.
v Beberapa
aspek penting yang perlu diperhatikan pada proses destilasi antara lain :
v
Bahan baku
(Raw material)
Pilih
bahan baku yang jelas mempunyai randemen minyak tinggi. Pengukuran rendemen
minyak dilakukan di laboratorium atau bisa juga dilakukan sendiri dengan alat
Stahl Distillation. Jika belum punya alatnya, Anda bisa pesan dengan disini.
Sebelum
disuling bahan baku harus dirajang dahulu untuk mempermudah keluarnya minyak
yang berada di ruang antar sel dalam jaringan tanaman.
Tentukan
juga perlakuan awal raw material, apakah bahan basah, layu atau kering. Ini
sangat penting karena setiap bahan baku memerlukan penenangan yang berbeda.
Sebagai contoh perlakuan nilam sebaiknya dalam keadaan kering dengan kadar air
antara 22-25%. Jika yang masuk ketel adalah nilam basah membutuhkan waktu
destilasi lebih lama, akibatnya cost produksi menjadi lebih besar.
v
Alat
Penyulingan
Untuk
mendapatkan produk minyak atsiri yang berkualitas, gunakan alat yang tidak
bereaksi/menimbulkan kontaminasi terhadap produk minyak. Material yang baik
adalah dengan glass/pyrex dan stainless steel. Untuk material glass hanya mampu
untuk skala laboratorium, sedang skala industri biasa digunakan stainless
steel.
Jenis
material stainlees steel mulai dari yang paling bagus antara lain :
- Material
Pharmaceutical Grade (SUS 316)
- Material
Food Grade (SUS 314)
- Material
Mild Mild Steel Galvanized
- Material
Mild Steel
Untuk
keperluan destilasi minyak atsiri biasa digunakan material food grade.
Perlu
diperhatikan juga penggunaan jacket ketel atau sekat kalor jika proses penyulingan
berada didaerah dingin seperti di pengunungan, ini dimaksudkan agar mengurangi
kehilangan kalor panas.
Jangan
lupa dipasang juga accessories control dan safety device yang minimal berupa
thermometer, manometer tekanan (pressure gauge) dan safety valve untuk alat
destilasi yang menggunakan boiler.
v
Condensor
(Pendingin)
Alat ini digunakan untuk kondensasi (mengembunkan) uap yang
keluar dari ketel. Prinsip kerja alat adalah merubah fase uap menjadi fase cair
karena pertukaran kalor pada pipa pendingin. Pada alat berskala laboratorium
bisa menggunakan condensor lurus (liebig), sedang untuk skala industri harus
menggunakan kondensor yang lebih besar. Kondensor untuk skala produksi berbahan
stainless dalam bentuk pipa spiral agar kontak dengan air pendingin lebih lama
dan area perpindahan kalor juga lebih panjang.
v
Separator
(Pemisah Minyak)
Alat ini
berfungsi untuk memisahkan minyak atsiri dengan air berdasarkan perbedaan berat
jenis. Separator untuk alat suling sistem kukus kohobasi tersedia 2 macam yaitu
untuk minyak dengan density (massa jenis) rendah dan minyak density tinggi.
v
Receiver
Tank (Tangki Penampung)
Digunakan untuk menampung minyak
atsiri, bisa dari bahan glass atau stainless steel. Untuk bahan glass, gunakan
botol gelap agar minyak terhindar dari masuknya sinar matahari langsung
sehingga tidak menurunkan grade minyak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi,
Minyak atsiri atau yang dikenal
sebagai minyak eteris(aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang
serta minyak aromatik adalah kelompok besar minyak nabati atau berasal
dari tumbuh-tumbuhan yang merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak
gosok (untuk pengobatan) alami dan mempunyai aroma khas. Dalam perdagangan
minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Berdasarkan
komponen penyusunnya, minyak atsiri dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Kelompok yang mana
minyak atsiri dapat dipisahkan dengan mudah menjadi komponen komponen atau
penyusunnya. Contohnya: minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen,
minyak terpentin, minyak kayuputih.
2. Kelompok yang mana
minyak atsiri susah dipisahkan menjadi komponen murninya.
Contoh: minyak akar wangi, minyak kenanga, minyak nilam.
Ciri-ciri
minyak atsiri
Minyak atsiri bersifat mudah menguap
karena titik
uapnya rendah.
Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi sarafmanusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis
tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya
dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh
psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau
kegiatan-kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa,
seperti yoga atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri
tidak larut dalam air dan pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang
digunakan biasanya alkohol. Dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan biasanya
minyak yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari
campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu
biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak
atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena danterpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil).
B. Saran
Semoga minyak atsiri kedepannya tidak
terjadi pemalsuan lagi karena minyak atsiri sangat bemanfaat untuk kesehatan, pewangi
dan lain2.
DAFTAR PUSTAKA
v Buku
cetak mengenai produksi dan perdagangan minyak asiri (Tony Luqman Lutony Yeyet
Rahmayati)
v http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/117106-T%2024709-Analisis%20faaktor-faktor-Tinjauan%20literatur.pdf